Udah berapa lama ya gue meninggalkan blog ini? Sibuk sama kesibukan yang dibuat sibuk. Agak ribet tapi apa mau dikata? Malam ini gue menyempatkan untuk menulis agar ada sedikit tanda-tanda kehidupan diblog gue ini--yang baru aja gue bersihin dari sarang laba-laba yang tiap geser dikit nyentuh kulit. Mungkin ini efek kebanyakan baca bukunya Ziggy. Entahlah.
Sedikit kaku, tapi semoga masih bisa disukai orang-orang, atau bintang-bintang suka juga boleh, asal jangan sampai jatuh saking ingin bertemu dengan gue.
Tidak terasa kalau umur gue ini sudah hampir 17 tahun, tadi gue bilang hampir ; bukan hari ini dan masih beberapa bulan lagi. Makin banyak juga hal yang gue alami, sampe gue menemukan jenis manusia yang makin bikin bumi sesak dengan semua omongan yang mengandung unsur adu domba, kadang dilebih-lebihkan, tapi hebatnya orang-orang percaya. Hebat atau bodoh? Beda tipis, mungkin.
Mungkin orang ini gak punya prinsip, atau gak tau prinsip itu apa, atau mungkin tau tapi nggak dipahami, sayang sih, sudah sebelas tahun sekolah, bahkan mau dua belas.
Gue selalu mencoba memahami bahwa ; kalau tidak bisa membuat bahagia, jangan buat kecewa. Kalau tidak bisa berteman baik, jangan cari musuh. Kalau tidak bisa belajar dengan baik, harus punya adab yang baik.
Sesederhana itu sebenarnya, tapi apa lantas sederhana pula dilakukan? Entah. Tanya saja pada diri masing-masing.
"Apakah yang berbuat baik masih dibicarakan?"
Jika jawabannya iya, jelas tau akan diapakan kita oleh masyarakat jika memang tidak berbuat baik.
Jika jawabannya tidak, coba tanyakan diri sendiri, kenapa masih membicarakan seseorang yang berbuat baik? Kalau dapat menginspirasi, bagus, sangat bahkan. Tapi kalau hati ini dengki, tidak suka, bagaimana? Coba tanya kembali pada diri sendiri.
Tidak usahlah membuat sesuatu yang memang tidak ada, jelas bukan bahwa gue pernah menulis : jangan melebih-lebihkan, mengurang-ngurangi, juga membuat-buat suatu hal. semesta juga tau mana yang benar.
"Cari teman itu susah"
Kalau jelas tau dan paham kalimat itu, bahkan mungkin menuliskan kalimat itu dengan jari sendiri (kecuali nulis sambil kesetanan) harusnya paham betul maknanya. Paham betul harus bertingkah seperti apa.
Semua manusia punya hati, kalau dia manusia mungkin juga punya. Tapi, nggak ada manusia yang berhati tega mengadu domba, hatinya tidak ada atau memang bukan manusia?
Gue hanya bertanya, karna selama ini gue selalu diam, gue selalu disalahkan atas apa yang nggak gue lakukan.
Sepertinya orang ini juga lupa dengan sajak yang pernah gue baca dan dia dengar
"Tidaklah berbeda dari seekor binatang penguasa hutan."
Tidak usah marah, kamu paham betul, bukan? Kalau kamu itu manusia.
Sedikit kaku, tapi semoga masih bisa disukai orang-orang, atau bintang-bintang suka juga boleh, asal jangan sampai jatuh saking ingin bertemu dengan gue.
Tidak terasa kalau umur gue ini sudah hampir 17 tahun, tadi gue bilang hampir ; bukan hari ini dan masih beberapa bulan lagi. Makin banyak juga hal yang gue alami, sampe gue menemukan jenis manusia yang makin bikin bumi sesak dengan semua omongan yang mengandung unsur adu domba, kadang dilebih-lebihkan, tapi hebatnya orang-orang percaya. Hebat atau bodoh? Beda tipis, mungkin.
Mungkin orang ini gak punya prinsip, atau gak tau prinsip itu apa, atau mungkin tau tapi nggak dipahami, sayang sih, sudah sebelas tahun sekolah, bahkan mau dua belas.
Gue selalu mencoba memahami bahwa ; kalau tidak bisa membuat bahagia, jangan buat kecewa. Kalau tidak bisa berteman baik, jangan cari musuh. Kalau tidak bisa belajar dengan baik, harus punya adab yang baik.
Sesederhana itu sebenarnya, tapi apa lantas sederhana pula dilakukan? Entah. Tanya saja pada diri masing-masing.
"Apakah yang berbuat baik masih dibicarakan?"
Jika jawabannya iya, jelas tau akan diapakan kita oleh masyarakat jika memang tidak berbuat baik.
Jika jawabannya tidak, coba tanyakan diri sendiri, kenapa masih membicarakan seseorang yang berbuat baik? Kalau dapat menginspirasi, bagus, sangat bahkan. Tapi kalau hati ini dengki, tidak suka, bagaimana? Coba tanya kembali pada diri sendiri.
Tidak usahlah membuat sesuatu yang memang tidak ada, jelas bukan bahwa gue pernah menulis : jangan melebih-lebihkan, mengurang-ngurangi, juga membuat-buat suatu hal. semesta juga tau mana yang benar.
"Cari teman itu susah"
Kalau jelas tau dan paham kalimat itu, bahkan mungkin menuliskan kalimat itu dengan jari sendiri (kecuali nulis sambil kesetanan) harusnya paham betul maknanya. Paham betul harus bertingkah seperti apa.
Semua manusia punya hati, kalau dia manusia mungkin juga punya. Tapi, nggak ada manusia yang berhati tega mengadu domba, hatinya tidak ada atau memang bukan manusia?
Gue hanya bertanya, karna selama ini gue selalu diam, gue selalu disalahkan atas apa yang nggak gue lakukan.
Sepertinya orang ini juga lupa dengan sajak yang pernah gue baca dan dia dengar
"Tidaklah berbeda dari seekor binatang penguasa hutan."
Tidak usah marah, kamu paham betul, bukan? Kalau kamu itu manusia.
Comments
Post a Comment