Skip to main content

(Bukan) Manusia

Kenapa masih ada manusia sejenis ini ya? Banyak, bukan satu--dua orang. Kerjaannya ngehina-hina, apa aja dibawa. Mau ngebercandain, malah bawa-bawa orang tua, bawa-bawa organisasi.

Gue juga kesel, kenapa kalau ada kesalahan, selalu jadi bahan olok-olok, jadi bahan ejekan. Nggak pernah mikir apa? Nggak ada suatu hal yang sempurna! Emang udah seberapa sempurna lo jadi orang baik? Yang nggak pernah punya kesalahan. Maaf ya, kalau emang lo orang baik--ngerasa baik, lo nggak akan seenaknya hina-hina orang.

Diam itu emas.

Nggak! Diam itu nggak selalu emas! Manusia sejenis ini, kalau didiemin makin menjadi-jadi. Buktinya? Gue! Gue yang dulu ketawa-ketiwi santai aja kalau dihina. Tapi nyatanya, lama-lama ini manusia malah makin nggak punya hati! Nggak punya otak! Ya artinya emang harus dilawan. Lo kira lo siapa?

Kenapa? Kenapa kalau gue marah-marah? Kalau emang lo nggak suka gue marah, yaudah! Jangan bikin gue marah dengan hina-hina gue!

Terlebih bawa-bawa orang tua, bawa-bawa organisasi. Lo itu kalau emang nggak bisa gunain otak lo untuk mikir, pake hati lo buat jadi perasa! Kalau nggak bisa juga, gue baru bisa paham, kalau emang lo itu bukan manusia! Sama kayak sajak yang pernah gue baca :

"Tidaklah berbeda dari seekor binatang penguasa hutan!"

Liar.

Kadang manusia lupa, batas wajar mulutnya berbicara. Manusia kadang terlalu senang menghina, sampai lupa kalau sudah buat luka. Luka dengan kata-kata itu lebih nusuk. Susah disembuhin.

Emang ya, hidup manusia ini tuh terlalu nggak berguna. Gue kasian aja sih, hidup cuman sebentar, manusia ini malah sibuk mencari kesalahan, senang kalau orang berbuat salah, mulut berbusa karna nggak berhenti menghina orang.

Yang bikin gue sedih lagi, disaat dia capek hina-hina, gue sibuk dengan hal yang lebih baik. Iya, lebih baik dari pada hina-hina dan mengolok-ngolok. Kasian juga, hati sama otaknya nggak digunain untuk hal baik.

Sayang aja gitu, masih muda, generasi bangsa, tapi kayak gini. Gue mikir aja gitu, manusia macam ini harus cepet-cepet diubah, biar ada gunanya buat Indonesia. Sedih juga, kalau Indonesia ini generasinya mental-mental bully.

Yang nggak paham perasaan gue, mungkin cuman bilang, "yaudahlah mungkin dia omongannya emang gitu, orangnya emang gitu, kayak biasa".

Kayak biasa? Biasa? Biasa nyakitin orang? Iya?!

Gue emang orang sensitif, karna gue punya hati, gue punya rasa, itu alasan kenapa gue nggak suka dihina-hina. Susah sih ya, kalau cerita sama orang yang notabene-nya nganggep semua hal itu biasa. Padahal, biasa itu adalah awal dari sesuatu yang akan berlebihan karna dibiarin terlalu lama.

Gue nggak tau sih, manusia jenis ini, kalau dikasih tau bakalan mikir atau nggak. Kalau nggak, berarti emang bener, otaknya rusak! Keras hati!

Gue emosi sebenernya, tapi gue berpikir sehat aja, manusia kayak gini patut didoakan, biar jadi manusia yang berguna, dan bisa banggain orang tuanya. Kasian, orang tuanya banting tulang cari biaya buat sekolahin anaknya, eh ternyata kelakuannya kurang ajar, nggak ada sopan santunnya.

Gue ingetin aja sih, emang kalau balasan nggak dateng sekarang-sekarang, nggak dateng dari gue langsung. Tapi percaya, kapun pun itu, oleh siapa pun itu, lo bakal diperlakukan hal yang sama pula.

Karna gue yakin, apa yang ditanam, itulah yang dituai.

Bubay!

Comments

Popular posts from this blog

Pikiran Kotor

Akhirnya! gue bisa ngerasa lega karna gue bisa beropini sesuka dan sebebas gue selama gue tidak merugikan orang lain, itu menurut gue. Gue kesel dan bawaannya pengen beragumen kalo gue gaul bareng orang-orang yang berpikir negatif tentang orang lain. Heran aja gue, selama ada pikiran positif ya kenapa juga harus berpikir buruk tentang orang lain. Sebagai contoh pertama, gue sebagai perempuan yang pake jilbab atau orang diluar sana yang juga sama kaya gue, pasti sering banget di-nyinyir-in. Gue ga paham aja, gue yang terlalu baper atau pikiran mereka yang terlalu kotor. Pikiran kotor yang ngga pernah berpikir mengenai segala sesuatu dengan pandangan yang baik. Baru aja kemarin, temen gue perlu kuliahan gitu, dengan penuh percaya diri dan sikap sok tau, dia bilang kalo kita sebagai perempuan yang pake jilbab kudu jilbab-in hati dulu, it means kepala belakangan setelah hati, gitu? Kuno! Anak zaman sekarang itu ngga kayak gitu, ngga benerin akhlak d...

It's enough..

Lagi-lagi gue dapet kabar yang kali ini udah bikin gue muak. Gue sering banget dapet cerita korban-korban pelecehan seksual yang disalahkan. Demi tuhan gue ga tau lagi harus dengan cara apa gue menyadarkan mereka. Masih ada manusia yang nggak berotak kayak gini di jaman secanggih ini. Kayaknya yang berkembang teknologi doang, otak manusia masih aja nggak berkembang dan jauh dari kata cerdas. Terus apa sekarang? Salah karna nggak nutup aurat? Terus gue yang udah nutup aurat kenapa masih jadi korban pelecehan? Apa lagi? Apa lagi yang salah dari kita sebagai perempuan? Tolong otak mesumnya dibuang jauh-jauh. Kenapa? Masih mau membela diri kalau perempuan itu sendiri yang bikin nafsu? Kalau emang bisa gunain otaknya dengan baik dan benar, menurut gue nggak akan ada tuh rasa nafsu dengan perempuan lain yang jelas-jelas nggak ada hubungan yang terikat dan sah dengan diri lo. As simple as jangan menyalahkan korban dan menyudutkan korban itu sendiri, sih. As simple as that. Dan gue baru ...