Gue bingung sebenernya harus mulai dari mana tulisan ini. Yang pasti gue sangat muak melihat generasi penerus bangsa yang sibuk dengan dunia tik tok. Mungkin gue memang nggak memahami apa itu tiktok atau musically dan sejenisnya.
Gue nggak tau caranya gerak-gerakin tangan membentuk segi empat, gue nggak tau caranya pindah-pindah tempat dan ganti baju hanya untuk sebuah video, gue nggak tau caranya muterin handphone selihai itu, dan gue nggak tau caranya bergaya dengan muka cakep biar dapet followers banyak dan berujung jadi selebgram.
Mungkin lebih tepatnya, gue nggak tertarik untuk sekedar mengunduh dan melakukan itu. Gue merasa, hal itu jauh dari kata berguna, bukan berarti mereka kerajinan, tapi mereka kurang kerjaan.
Kemudian muncul sosok yang nggak gue tau siapa dia. Gue hanya tau kalau semua orang bahkan sodara gue membahas tentang orang ini, yang katanya anak tik tok, yang katanya punya fans yang menuhankan dirinya.
Gue nggak tau lagi mau dibawa kemana Indonesia ini? Mau jadi seperti apa Indonesia ini? Kalau generasinya terlalu mudah dibodohi dengan teknologi atau aplikasi sesampah ini.
Yang gue tau, sosok yang harus diidamkan itu, ya, Nabi Muhammad. Jelas kalau dilihat jaman sekarang, nggak ada seorang pun sebaik beliau. Tapi minimal, lo bisa jadi orang cerdas, yang tau mana sampah dan mana yang bisa buat agama dan Indonesia bangga dengan diri lo.
Sebenernya gue nggak mempermasalahkan aplikasi ini, tapi yang gue permasalahkan adalah generasinya yang mau aja dibodohi dan melakukan hal super sampah. Apalagi setelah gue lihat kelakuan orang-orang yang sebegitu fanatiknya dan membanggakan sosok ini.
Yang menuhankan sosok ini dan mau aja jadi nabinya dan buat agama baru. Gue mikir, kayak, kok ada ya yang kayak gini? Kok bisa dia berpikir kayak gini?
Sama kayak blog gue yang judulnya 'Penilaian'. Sosok ini nggak akan diidamkan oleh generasi Tik Tok kalau bukan karna muka yang katanya, cakep, putih dan mulus.
Gue menyebut mereka yang mengidamkan orang ini sebagai generasi Tik Tok. Karna gue yakin generasi Indonesia nggak akan sebodoh mereka dan jauh lebih cerdas.
Gue makin muak aja. Cuman gara-gara tampang dan kebodohan manusia, mereka bisa berpikiran seperti itu. Sedih sih, ketika gue melihat adik-adik gue rela bayar dengan harga semahal itu hanya untuk foto bareng dan ketemu dia.
Sedangkan gue bisa gunain uang itu untuk hal yang jauh lebih berguna. Dan untuk dapet uang seribu rupiah itu susah banget, perlu kerja keras, banting tulang. Pun banyak anak-anak diluar sana yang harus mulungin botol bekas untuk dapet lima ratus perak. Dan lo? Lo nggak tau susahnya cari uang dan seenaknya minta-minta, so jual ginjal atau drama super lebay lainnya demi foto bareng sama dia.
BODOH.
Toh, siapa dia?
Kayaknya mereka terlalu polos dan mudah dibodohi hanya untuk sosok yang kerjanya bikin video-video sampah. Bukan mengagumi karna otak dan suatu hal yang sudah dia berikan untuk Indonesia.
Gue selalu berpikir, ternyata emang bener, teknologi emang sudah jauh berkembang. Tapi otak manusia makin aja terbelakang.
Mungkin harus lebih cerdas lagi pakai otak dan teknologinya. Biar nggak gampang dibodohi dan bisa kasih sesuatu buat negaranya.
Sekali lagi gue tanya, memang dia siapa?
Gue nggak tau caranya gerak-gerakin tangan membentuk segi empat, gue nggak tau caranya pindah-pindah tempat dan ganti baju hanya untuk sebuah video, gue nggak tau caranya muterin handphone selihai itu, dan gue nggak tau caranya bergaya dengan muka cakep biar dapet followers banyak dan berujung jadi selebgram.
Mungkin lebih tepatnya, gue nggak tertarik untuk sekedar mengunduh dan melakukan itu. Gue merasa, hal itu jauh dari kata berguna, bukan berarti mereka kerajinan, tapi mereka kurang kerjaan.
Kemudian muncul sosok yang nggak gue tau siapa dia. Gue hanya tau kalau semua orang bahkan sodara gue membahas tentang orang ini, yang katanya anak tik tok, yang katanya punya fans yang menuhankan dirinya.
Gue nggak tau lagi mau dibawa kemana Indonesia ini? Mau jadi seperti apa Indonesia ini? Kalau generasinya terlalu mudah dibodohi dengan teknologi atau aplikasi sesampah ini.
Yang gue tau, sosok yang harus diidamkan itu, ya, Nabi Muhammad. Jelas kalau dilihat jaman sekarang, nggak ada seorang pun sebaik beliau. Tapi minimal, lo bisa jadi orang cerdas, yang tau mana sampah dan mana yang bisa buat agama dan Indonesia bangga dengan diri lo.
Sebenernya gue nggak mempermasalahkan aplikasi ini, tapi yang gue permasalahkan adalah generasinya yang mau aja dibodohi dan melakukan hal super sampah. Apalagi setelah gue lihat kelakuan orang-orang yang sebegitu fanatiknya dan membanggakan sosok ini.
Yang menuhankan sosok ini dan mau aja jadi nabinya dan buat agama baru. Gue mikir, kayak, kok ada ya yang kayak gini? Kok bisa dia berpikir kayak gini?
Sama kayak blog gue yang judulnya 'Penilaian'. Sosok ini nggak akan diidamkan oleh generasi Tik Tok kalau bukan karna muka yang katanya, cakep, putih dan mulus.
Gue menyebut mereka yang mengidamkan orang ini sebagai generasi Tik Tok. Karna gue yakin generasi Indonesia nggak akan sebodoh mereka dan jauh lebih cerdas.
Gue makin muak aja. Cuman gara-gara tampang dan kebodohan manusia, mereka bisa berpikiran seperti itu. Sedih sih, ketika gue melihat adik-adik gue rela bayar dengan harga semahal itu hanya untuk foto bareng dan ketemu dia.
Sedangkan gue bisa gunain uang itu untuk hal yang jauh lebih berguna. Dan untuk dapet uang seribu rupiah itu susah banget, perlu kerja keras, banting tulang. Pun banyak anak-anak diluar sana yang harus mulungin botol bekas untuk dapet lima ratus perak. Dan lo? Lo nggak tau susahnya cari uang dan seenaknya minta-minta, so jual ginjal atau drama super lebay lainnya demi foto bareng sama dia.
BODOH.
Toh, siapa dia?
Kayaknya mereka terlalu polos dan mudah dibodohi hanya untuk sosok yang kerjanya bikin video-video sampah. Bukan mengagumi karna otak dan suatu hal yang sudah dia berikan untuk Indonesia.
Gue selalu berpikir, ternyata emang bener, teknologi emang sudah jauh berkembang. Tapi otak manusia makin aja terbelakang.
Mungkin harus lebih cerdas lagi pakai otak dan teknologinya. Biar nggak gampang dibodohi dan bisa kasih sesuatu buat negaranya.
Sekali lagi gue tanya, memang dia siapa?
Comments
Post a Comment