Skip to main content

Bingung

Gue kira, semakin gue bertambah usia, semakin gue mudah menjalin hubungan. Bukan, bukan hubungan cinta yang belum waktunya gue lalui. Tapi hubungan pertemanan. Gue tuh selalu bersikap open to everyone dan gue nggak mau pilih-pilih teman. Gue pikir, semua orang sama aja, nggak ada perbedaan kasta.

Setahun gue jadi siswi SMA, bisa dibilang gue punya banyak kenalan. U can say on all classes, selalu ada yang gue kenal, selalu ada orang yang bisa diajak ketawa-ketawa nggak jelas.

Pun juga ketika gue berada di kelas, gue ngerasa kalau mereka itu bener-bener temen gue, kalau boleh lebay, hidup gue indah karna mereka. Tapi, selalu ada titik dimana, gue ngerasa asing, gue nggak nyaman bersama mereka, siapapun itu.

Gue sendiri bingung, teman seperti apa yang gue mau? Teman sejenis apa yang gue cari? Gue pun nggak tau. Gue bingung harus menghabiskan waktu dengan sosok teman seperti apa. Actually gue mungkin terlihat dekat dengan sana-sini, mungkin gue terlihat nyaman dengan sana-sini, but deep in my heart, i don't.

Gue selalu ingin untuk punya teman yang nggak high classy, biasa-biasa aja, nggak banyak gaya, nggak bentar-bentar jalan, bentar-bentar nonton, karna gue bukan tipe orang yang mau menghabiskan waktu dan uang untuk kegiatan sampah kayak gitu.

Gue selalu ingin punya teman yang bisa diajak beropini, honestly banyak yang kayak gini, tapi kadang mereka nggak mau terbuka dan nerima opini lain, lebih kayak ngerasa opini mereka paling bener, and i feel upset when i talked with them.

Gue nggak suka juga, punya teman yang kerjaannya ngomongin cinta, ngomongin orang, ew you are so ghetto, bitch, gue juga ngerti kok rasanya jatuh cinta gimana, tapi maaf ya, gue bukan orang yang tepat untuk jadi good listener tentang hubungan kalian.

Gue juga nggak suka sama orang yang too smart, sometimes it good but sometimes not, kadang orang yang pinter ini soknya minta ampun, kalau ngajarin orang, itu bukan ngajarin, lebih ke arah ngebodohin, kalau pernah ngalamin, tau kok pasti rasanya.

Gue juga nggak mau punya teman yang bikin hidup gue down. Manusia itu, curhat--cerita, butuh motivasi, dukungan, bukan malah hinaan atau kata-kata yang bikin gue down, what a j*rk friend. Gue lebih suka punya teman yang terbuka, nggak mendem sesuatu tentang diri gue, pun sebaliknya, teman yang terbuka hati dan pikirannya kalau gue cerita tentang diri dia.

And in fact, orang kayak gitu belum bisa gue temuin, ada, tapi nggak banyak. Cuz of them i learnt lots of life, gue belajar untuk nggak bergantung dengan orang lain, karna gue bukan monyet. Gue belajar untuk lebih bisa tanggung jawab dengan apapun. Gue bisa lebih mandiri dan menghargai orang. Gue mulai berhenti untuk ngetawain kegagalan seseorang dan mulai untuk melihat sisi usaha orang tersebut. Gue belajar untuk optimis dan gue belajar untuk menghargai diri gue sendiri.

Jangan geer ya, gue nggak maksud muji-muji lo disini kok, 555.

Bubay!

Comments

Popular posts from this blog

Pikiran Kotor

Akhirnya! gue bisa ngerasa lega karna gue bisa beropini sesuka dan sebebas gue selama gue tidak merugikan orang lain, itu menurut gue. Gue kesel dan bawaannya pengen beragumen kalo gue gaul bareng orang-orang yang berpikir negatif tentang orang lain. Heran aja gue, selama ada pikiran positif ya kenapa juga harus berpikir buruk tentang orang lain. Sebagai contoh pertama, gue sebagai perempuan yang pake jilbab atau orang diluar sana yang juga sama kaya gue, pasti sering banget di-nyinyir-in. Gue ga paham aja, gue yang terlalu baper atau pikiran mereka yang terlalu kotor. Pikiran kotor yang ngga pernah berpikir mengenai segala sesuatu dengan pandangan yang baik. Baru aja kemarin, temen gue perlu kuliahan gitu, dengan penuh percaya diri dan sikap sok tau, dia bilang kalo kita sebagai perempuan yang pake jilbab kudu jilbab-in hati dulu, it means kepala belakangan setelah hati, gitu? Kuno! Anak zaman sekarang itu ngga kayak gitu, ngga benerin akhlak d...

It's enough..

Lagi-lagi gue dapet kabar yang kali ini udah bikin gue muak. Gue sering banget dapet cerita korban-korban pelecehan seksual yang disalahkan. Demi tuhan gue ga tau lagi harus dengan cara apa gue menyadarkan mereka. Masih ada manusia yang nggak berotak kayak gini di jaman secanggih ini. Kayaknya yang berkembang teknologi doang, otak manusia masih aja nggak berkembang dan jauh dari kata cerdas. Terus apa sekarang? Salah karna nggak nutup aurat? Terus gue yang udah nutup aurat kenapa masih jadi korban pelecehan? Apa lagi? Apa lagi yang salah dari kita sebagai perempuan? Tolong otak mesumnya dibuang jauh-jauh. Kenapa? Masih mau membela diri kalau perempuan itu sendiri yang bikin nafsu? Kalau emang bisa gunain otaknya dengan baik dan benar, menurut gue nggak akan ada tuh rasa nafsu dengan perempuan lain yang jelas-jelas nggak ada hubungan yang terikat dan sah dengan diri lo. As simple as jangan menyalahkan korban dan menyudutkan korban itu sendiri, sih. As simple as that. Dan gue baru ...

(Bukan) Manusia

Kenapa masih ada manusia sejenis ini ya? Banyak, bukan satu--dua orang. Kerjaannya ngehina-hina, apa aja dibawa. Mau ngebercandain, malah bawa-bawa orang tua, bawa-bawa organisasi. Gue juga kesel, kenapa kalau ada kesalahan, selalu jadi bahan olok-olok, jadi bahan ejekan. Nggak pernah mikir apa? Nggak ada suatu hal yang sempurna! Emang udah seberapa sempurna lo jadi orang baik? Yang nggak pernah punya kesalahan. Maaf ya, kalau emang lo orang baik--ngerasa baik, lo nggak akan seenaknya hina-hina orang. Diam itu emas. Nggak! Diam itu nggak selalu emas! Manusia sejenis ini, kalau didiemin makin menjadi-jadi. Buktinya? Gue! Gue yang dulu ketawa-ketiwi santai aja kalau dihina. Tapi nyatanya, lama-lama ini manusia malah makin nggak punya hati! Nggak punya otak! Ya artinya emang harus dilawan. Lo kira lo siapa? Kenapa? Kenapa kalau gue marah-marah? Kalau emang lo nggak suka gue marah, yaudah! Jangan bikin gue marah dengan hina-hina gue! Terlebih bawa-bawa orang tua, bawa-bawa organi...